Shidiq

Dari Muhammad bin al-Kanani, ia berkata,"Kami mendapati agama Allah dibangun diatas tiga landasan: Diatas kebenaran, shidiq dan keadilan. Yakni kebenaran menjadi kewajiban anggota badan, keadilan menjadi kewajiban hati sedangkan shidiq menjadi kewajiban akal. Abu Sulaiman berkata : "Jadikanlah shidiq sebagai kendaraanmu, kebenaran sebagai pedangmu, dan Allah sebagai puncak pencarianmu." firman Allah: " Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka." ( al - Ahzab: 8 ), al- Junaid berkata : Dia menanyakan
orang-orang yang benar disisi mereka tentang kebenaran mereka disisi Tuhan mereka. Ini merupakan perkara yang berada dalam bahaya.
Shidiq dan tingkatannya.
Shidiq lisan. Menyangkut hal yang mengandung pemberitaan dan memberitahukannya, termasuk ke dalamnya menepati janji atau tidak menepatinya.Adalah kewajiban setiap hamba untuk menjaga ucapan-ucapannya agar tidak berbicara kecuali kejujuran.
Shidiq dalam niat dan kemauan.Ini kembali kepada keikhlasan yaitu tidak ada pendorong dalam gerakdan diamnya kecuali Allah ta'ala.
Shidiq dalam 'azam (tekad). Seseorang kadang mendahulukan tekad dari amal perbuatan lalu berkata : jika dan jika................Tekad ini kadang mendapat dukungan dari dalam dirinya sehingga menjadi tekad yang benar dan terkadang didalam tekadnya itu terdapat semacam kecenderungan, keraguan dan kelemahan yang bertentangan dengan kebenaran tekadnya.
Shidiq dalam menepati tekad.Kadang-kadang jiwa sangat dermawan  dengan tekad seketika, karena untuk berjanji dan bertekad memang tidak ada kesulian dan beban.Tetapi jika telah sampai pada realitas yang sebenarna dan syahwatpun bergejolak maka tekad itupun emudar dan syahwatpun mendominasi sehingga ia tidak mampu menepati tekadna. Ini bertentangan dengan sikap shidiq yang seharusnya dipenuhinya.Tkad itu sebagai janji da, pemungkirannya sebagai kedustaan, dan pemenuhannya sebagai shidiq. Shidiq ini lebih berat, karena manusia kadang dermawan dengan tekad kemudian tidak memenuhinya karena terasa berat baginya, disamping karena gejolak syahwat padasaat dituntut pembuktian.
Shidiq dalam amal perbuatan.Yaitu bersungguh-sungguh hingga berbagai amal lahiriahnya tidak menunjukan kepada batinnya yang tidak sesuai dengannya. Bukan dengan meninggalkan amal perbuatan tetapi dengan mendorong batin untuk membenarkan lahiriah.Bisa jadi orang yang nampak khusu' dalam syalatnya ia bermaksud untuk memamerkan kepada orang lain tetapi hatinya lalai dari shalat itu sendiri. Siapa saja yang melihatnya pasti mengira sedang berdiri dihadapan Allah padahal batinnya berada di pasar.
Shidiq ini tingkatan yang paling tinggi, Shidiq dalam berbagai macam agama. Seperti shidiq dalam khauf, raja', ta'zhim, zuhud, ridha, tawakal, cinta dan lain sebagainya..Orang yang shadiq ( jujur ) adalah orang yang mendapatkan hakikat ini..Jika hakikat perkara tersebut telah tercapai maka orang yang mencapainya itu disebut shadiq dalam masalah tersebut.
Allah berfirman : " Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar." ( al- Hujurat; 16 )
" Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaikan, akan tetapi sesungguhnya kebaikan itu adalah beriman kepada Allah, hari ahir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang -orang miskin, musafir, ( yang memerlukan pertolongan) dan orang yang meminta-minta, dan memerdekakan hamba shaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.' (al- Baqarah:177 )

Comments

Popular posts from this blog

Buah delima disebut dalam al-quran dan hadis nabi